JAKARTA - Harry Sasongko telah dipilih sebagai Direktur Utama Indosat. Johnny Swandy Sjam masih akan menjabat sebagai dirut hingga Agustus nanti.
Hal tersebut terungkap dalam rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPST & RUPST) , di kantor pusat Indosat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/6/2009).
Dalam rapat tersebut, Johnny Swandy Sjam masih akan menjabat sebagai Direktur Utama Indosat dengan gelar Ad Interim sampai 11 Agustus 2009. Sedangkan Fadzri Santosa dan Kaizad B Heerjee masih akan menduduki posisi semula, masing-masing sebagai Direktur Jabotabek dan Corporate Sales dan Wakil Direktur Indosat.
Maka dari itu, jajaran direksi baru Indosat saat ini adalah Dirut Harry Sasongko Tirtojondro, Direktur Peter Kuncewicz, Direktur Steve Hobbs, Direktur Fadzri Sentosa, dan Direktur Kaizad Bomi Heerjee.
Sementara untuk jajaran komisaris adalah Komisaris Utama HE Syaikh Abdullah bin Mohammad bin saud Al Thani, Komisaris Nasser Marafih, Komisaris Richard F Seney, Komisaris Rachmat Gobel, Komisaris Rionald Silaban, dan Komisaris Jarman. Sedangkan untuk komisaris independen dipegang oleh Soeprapto, Setyanto P Santosa, Michael Latimer George Thia Peng Heok.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah hanya menguasai lebih dari 14 persen saham di tubuh Indosat. Qatar Telecom (Qtel) kini telah menguasai sekira 65 persen saham Indosat melalui tender offer. Sedangkan sisa sedikit saham lainnya telah dikuasai oleh publik. (srn)
Jumat, 03 Juli 2009
Johnny Swandy Sjam Lengser Agustus 2009
Senin, 22 Juni 2009
Merza Fachys Pimpinan Baru Mobile-8 Telecom
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham yang digelar Mobile-8, Jumat (1/6/2009) lalu, memutuskan Merza Fachys sebagai presiden direktur Mobile-8 Telecom terbaru, menggantikan Wityasmoro Sih Handayanto.
Melalui keterangan resmi Mobile-8, Senin (1/6/2009), Wityasmoro resmi mengundurkan diri bersamaan dengan pengunduran diri direktur perseroan Susanto Soesilo.
Selain itu, presiden komisaris dan beberapa komisaris perseroan, seperti Agum Gumelar, MS Hidayat, Hary Tanoesoedibjo dan Djoko Leksono Sugiarto juga dinyatakan mengundurkan diri.
Selain memutuskan nama direksi dan komisaris baru, Mobile-8 juga menyetujui untuk tidak membagi deviden kepada pemegang saham karena mencetak kerugian di tahun 2008.
Berikut nama komisaris dan direksi Mobile-8 Telecom yang baru,
Presiden Komisaris : Bapak Harmanto Tanidjaja
Komisaris : Bapak Felix Ali Chendra
Komisaris/ Independen : Bapak Edwin Sudibyo
Presiden Direktur : Bapak Merza Fachys
Direktur : Bapak Anthony C. Kartawiria
Direktur : Bapak Beydra Yendi
Direktur : Bapak Agus Heryanto Lukas (srn)
2009, Mobile-8 Targetkan 150 Ribu Pelanggan Mobi
JAKARTA - Mobile-8 menargetkan sekira 150 pelanggan layanan akses internet Mobi hingga akhir 2009. Pemilik layanan telekomunikasi Fren itu optimis mendapatkan 150 pelanggan, setelah meluncurkan MOBI Unlimited Data Access, layanan akses internet termurah.
Paket Unlimited MOBI ditawarkan dengan kecepatan bervariasi yang dapat dipilih oleh pengguna sesuai dengan kebutuhannya mulai dari 153 Kbps hingga kecepatan 3.1 Mbps.
"Sejak diluncurkan di bulan Februari lalu kami telah berhasil mendapatkan 20 ribu pelanggan Mobi. Kami mengharapkan dengan adanya paket unlimited ini, dapat menggaet total pelanggan sebanyak 150 ribu untuk pelanggan data," Beydra Yendi, Direktur Sales and Marketing PT Mobile-8 Telecom dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/6/2009).
Paket Unlimited Mobi ditawarkan melalui paket kartu perdana Mobi Unlimited dan Paket bundling Modem Mobi Unlimited dengan harga yang sangat terjangkau yaitu hanya dengan harga Rp 75 ribu (termasuk pulsa Rp 50ribu). Untuk kartu perdana unlimited dan untuk paket Modem unlimited akan segera diluncurkan dalam waktu dekat ini, yang memberikan masa aktif sepanjang 30 hari setelah registrasi.
"Kami melihat animo yang tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan layanan data, selain itu kami berharap layanan internet murah ini dapat menjangkau masyarakat luas lebih cepat sehingga Indonesia dapat memiliki masyarakat yang 'melek' informasi katanya.
MOBI Unlimited Data Access dengan teknologi CDMA2000 EVDO Rev.A untuk sementara ditawarkan kepada para pengguna di kawasan Jabodetabek dan Bandung.
Rabu, 06 Mei 2009
Fren Targetkan 75 Persen Pelanggan Paska Bayar
JAKARTA - Pada kuartal pertama 2009, jumlah total pelanggan telepon seluler di Indonesia sebanyak 3,59 juta. Dalam total jumlah tersebut market share Fren mencapai empat persen.
Saat ini pelanggan paska bayar Fren berjumlah 149 ribu orang dan menyumbangkan pendapatan sebesar 20 persen dari total pendapatan yang dari layanan Fren pra bayar dan paska bayar.
Dengan meluncurkan layanan baru ini, Fren berupaya menjajaki pangsa pasar yang lebih luas dan menargetkan pertumbuhan pelanggan paska bayar sebesar 75 persen dengan kontribusi sebesar 25 persen dari total pendapatan Fren di tahun 2009.
Susanto Sosilo, Direktur Sales and Marketing Mobile-8 mengatakan produknya tidak asal murah namun peluncurannya telah dipersiapkan dengan kualitas jaringan dan layanan yang baik.
"Fren paska bayar berusaha untuk menyediakan layanan komunikasi yang terjangkau namun tetap berkualitas untuk membantu pelanggan agar bisa lebih berhemat di masa krisis seperti sekarang," ujarnya pada peluncuran Paket Maxi di Entertainment X'enter, Jakarta, Selasa (5/5/2009).
"Kelebihan lainnya, Fren paska bayar bisa digunakan untuk telepon ke luar negeri baik untuk jaringan CDMA maupun GSM. Ini satu-satunya di dunia, belum ada selain Fren," tandasnya. (srn)
Hepi Kini Layani Masyarakat Yogyakarta
JAKARTA - Mobile-8 kembali memperluas cakupannya dengan menggelar layanan Hepi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Cakupan Hepi di Yogyakarta dengan kode area 0274, meliputi wilayah Bantul, Godean, Kalasan, Pakem, Sleman, Wates, Wonosari, dan Yogyakarta.
Adapun komposisi tarif reguler Hepi adalah Rp30/menit untuk panggilan ke sesama Hepi dan Fren, Rp200/menit ke PSTN/FWA lokal dan Rp500/menit ke nomor seluler (GSM). Khusus untuk tarif SMS tak kalah murahnya dengan Rp10 per SMS sudah bisa mengirimkan SMS ke sesama pelanggan Hepi, sedangkan ke operator lain cuma dikenakan Rp100/SMS.
"Target market utama dari Hepi adalah kalangan anak muda, yang diantaranya pelajar dan mahasiswa, serta mereka yang baru memasuki dunia kerja. Oleh karena itu kami berikan komposisi tarif yang terjangkau di Yogyakarta," ujar Slamet Suparmaji, Head of Region Central Java Mobile-8, melalui keterangan resminya, Sabtu (28/2/2009).
Slamet mengaku optimis, Mobile-8 akan diterima masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya tersebut mengingat tren penerimaan masyarakat di berbagai daerah yang baik terhadap Hepi.
Untuk memberikan pelayanan di wilayah Yogyakarta, Hepi memanfaatkan sebanyak 50 BTS. Kehadiran Hepi di Yogyakarta juga menjadikan Hepi secara resmi kini telah memberikan layanan telekomunikasi handal dan murah di 57 kota di Indonesia hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun sejak diluncurkan pada 3 Mei 2008. Untuk tahap-tahap selanjutnya, diharapkan kota-kota lainnya dapat segera menyusul untuk menikmati layanan Hepi. (srn)
Jumat, 24 April 2009
Gara-gara BB On Demand, RIM Salut Pada Indosat
JAKARTA - Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menerapkan sistem prepaid atau prabayar pada setiap penjualan Blackberry-nya. Meski sempat dipandang sebelah mata oleh Research in Motion (RIM), nyatanya sistem seperti ini mampu memberikan peningkatan penjualan yang signifikan.
Atas keberhasilan tersebutlah, Indosat, operator yang secara resmi ditunjuk oleh RIM sebagai penyedia Blackberry di Indonesia, akan diundang langsung oleh RIM, untuk menghadiri Wireless Enterprise Simposium (WES) di Florida, Amerika Serikat, dari 2 sampai 7 Mei 2009 mendatang.
"Di sana kita diberi kesempatan untuk bertemu langsung dengan CEO RIM dunia, Mike Lazaridis. Setelah bertemu, ada beberapa masukan yang akan diberikan untuk RIM," terang Guntur S Siboro, Direktur Marketing Indosat, saat media preview Blackberry Strom di Restoran Seribu Rasa, Rabu (15/4/2009).
Sayangnya Guntur masih enggan memberikan penjelasan mengenai apa yang akan dipaparkan oleh Indosat di ajang tersebut. Yang jelas, dia sangat mengharapkan kalau RIM mau menyediakan handset Blackberry di bawah USD100 atau sekira Rp110 ribu. Bahkan kalau perlu, Blackberry dapat diproduksi di Indonesia.
Selanjutnya, tujuan utama kehadiran Indosat di WES untuk memaparkan bagaimana strategi marketing yang tepat untuk pelanggan retail. Karena selama ini, pelanggan Blackberry adalah korporat. Keberhasilan Indonesia dalam mengemas gagdet populer ini, menjadi nilai plus dalam memaparkan sistem ini.
Asal tahu saja, menurut data yang dipaparkan Guntur, layanan Blackberry On Demand memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam peningkatan jumlah pengguna Blackberry hingga 60 persen. Pasalnya, Blackberry on demand memungkinkan pelanggan prepaid Indosat menggunakan layanan Blackberry sesuai kebutuhan. Hal ini cukup sesuai dengan karakter pengguna selular di Indonesia yang kebanyakan adalah pengguna prepaid. (srn)
Jumat, 03 April 2009
Mobile-8 & XL Juga Menangkan Call Center Award 2009
JAKARTA - Dua operator telekomunikasi yaitu, PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) dan PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) berhasil merengkuh Call Center Award 2009 untuk kategori industri telekomunikasi.
Penghargaan yang diberikan oleh Center of Customer Satisfaction dan Loyalty (Carre-CCSL), lembaga independen yang fokus memberikan konsultasi mengenai pengembangan pelayanan konsumen bekerjasama dengan majalah Marketing.
"Sebagai bagian terdepan perusahaan, Mobile-8 memahami arti penting peran call center sebagai sarana komunikasi yang paling efektif untuk menjalin hubungan yang erat antara Mobile-8 dengan pelanggan. Karena itu kami menempatkan sumber daya manusia dengan keahlian dan pengalaman yang tepat untuk mengelola operasional call center," ujar Susanto Soesilo, Director Sales & Marketing Mobile-8, melalui keterangan resminya, Jumat (13/3/2009).
Penghargaan yang diterima Mobile-8 ini pantas didapatkan. Sebab, perusahaan yang menanungi Fren dan Hepi, melakukan penerapan sistem dan teknologi berbasis internet protocol, yang memungkinkan call center Mobile-8 dapat menerima 5 ribu sambungan telepon dari pelanggan secara bersamaan.
Di saat yang bersamaan, PT Axcelcomindo Pratama Tbk (XL) juga meraih penghargaan yang sama, "Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan maka XL juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan mobilitas pelanggan. Fasilitas ini bukan diadakan untuk main-main atau sekadar basa-basi, namun sangat serius kami bangun," kata Ferry,
Ferry Febriandani, Head of Contact Management XL.
Provider XL pun akan terus memaksimalkan layanan Call Center adalah dengan menghadirkan layanan berkualitas yang didukung Integrated CRM (Customer Relationship Management) System.
Dengan memanfaatkan perangkat lunak canggih Customer Relationship Manager yang dapat memastikan konsistensi setiap informasi yang disampaikan kepada pelanggan melalui seluruh jalur komunikasi, baik melalui telepon, web, email, surat pos atau fax, yang bertujuan agar kebutuhan pelanggan dapat diselesaikan dan dipenuhi pada kontak pertama mereka.
Ketika XL 'Bersolek' Untuk Tampil Lebih Muda
JAKARTA - Operator telekomunikasi XL terus berupaya 'bersolek' untuk tampil lebih muda.
Selama ini XL dikenal sebagai sebuah brand yang menghadirkan layanan tarif murah kepada pengguna telepon seluler di Indonesia. Tapi, dalam persaingan industri telekomunikasi yang semakin cepat, operator yang identik dengan warna biru tersebut, terus berinovasi untuk menggaet pasar baru, termasuk mengubah mindset para pelanggan.
XL melepas program branding mereka yang lalu, eXtra Large dan berpaling ke arah Fun & Excitement.
"Saat ini XL hanya dikenal dengan tarif murah, tapi ke depannya kami akan mengubahnya, selain tarif murah, layanan XL juga harus Youthfull, caranya dengan branding Fun&Excitement ini," ujar VP Marketing Communication XL, Turina farouk saat ditemui okezone beberapa waktu lalu, di kawasan Senayan, Jakarta.
Diakui Turina, langkah rebranding itu merupakan program kerja pertamanya sejak berganti baju dari Indosat ke XL, 2 Maret 2009. Sebelumnya, Turina telah delapan tahun bekerja di Indosat dan pernah menjabat sebagai division head Integrated Marketing Communication Indosat.
Wajar saja banyak kalangan yang menilai kehadiran Turina di jajaran petinggi XL akan menghadirkan 'aroma' program-program Indosat di XL.
"Saya takkan melakukan pola marketing yang sama dengan tempat saya yang lalu, karena kehadiran saya di XL bukan untuk Copy-Paste," kata Turina.
Menurut Turina, kini sudah saatnya XL tak hanya memikirkan tarif murah, tapi juga memikirkan agar orang mengenal XL lebih berenergi kaum muda, modern, dan tak terkesan selalu serius dan berorientasi teknologi.
"Saya pikir semua ini bisa berubah dalam waktu satu sampai tiga tahun, karena masih banyak tahap-tahap yang harus dilalui," katanya.
Kendati demikian, Turina membantah jika kehadirannya di XL untuk mengambil pasar anak muda yang selama ini dikuasai IM3.
"XL tetap fokus pada segmen 20 hingga 25 tahun, dan saya pikir saya takkan ada maksud atau menargetkan untuk mengambil pasar mereka (Im3-red), saya hanya berupaya memperkuat tim komunikasi XL," katanya.
Rabu, 04 Maret 2009
Bangka Belitung, Simpul Utama XL Sumatera
PANGKALPINANG - XL mengakui posisi strategis yang dimiliki oleh Bangka Belitung (Babel). Pasalnya, di wilayah ini XL membenamkan simpul jaringan utama di Sumatera.
"Hampir 98 persen wilayah di Babel, yang memiliki ukuran sekira 82 ribu kilometer persegi telah merasakan sinyal XL. Sekira 30 persen dari satu juta penduduk di Babel telah menggunakan XL, yang dilayani oleh sekira 244 BTS," ujar Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi, usai peresmian gerai XL di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat (6/2/2009).
Dari jumlah BTS tersebut, lanjut Hasnul, sekira 11 BTS telah siap melayani jaringan 3G. Bahkan, jaringan XL mendeteksi, sekira 10 persen dari total pelanggan XL di Babel yang berjumlah 300.000 pelanggan, atau sekira 30.000 pelanggan, kedapatan menggunakan ponsel 3G. Secara keseluruhan di Sumatera, XL berhasil meraih sekira 4 juta pelanggan dari total 26 juta pelanggan yang mereka miliki di Indonesia.
Raihan tersebut tidak dibangun XL secara instan. Dibutuhkan waktu lebih dari 5 tahun bagi XL, tepatnya sejak tahun 2003, untuk membangun infrastruktur yang ada hingga mumpuni seperti ini. Bahkan, XL telah menginvestasikan lebih dari 400 miliar rupiah untuk membangun infrastruktur di dalam Babel, baik BTS maupun fiber optik.
Sejak tahun 2003, pembangunan jaringan serat optik bawah laut telah dimulai di wilayah ini, yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Tercatat jaringan fiber optik XL telah membentang lebih dari 1.000 kilometer. Jakarta (Pademangan) menuju Mentigi (Belitung) sepanjang 350 kilometer, dilanjutkan dari Belitung-Bangka sepanjang 310 kilometer. Sementara dari pulau Bangka ke Jambi ditanam kabel optik sepanjang 376 kilometer. Dan dari Jambi ke Batam membentang sepanjang 296 kilometer.
"Pembangunan infrastruktur ini merupakan bukti bahwa Bangka Belitung merupakan wilayah yang cukup penting untuk kami," papar Hasnul.
Tidak hanya membangun infrastruktur telekomunikasi, untuk memuaskan pelayanan pelanggan XL pun membangun fasilitas-fasilitas pelayanan pelanggan seperti XL Center. Secara nasional, XL memiliki 330 XL Center yanng tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekira 104 buah berada di Sumatera dan empat di antaranya berada masing-masing di Bangka dan Belitung.
XL Terus Tingkatkan Integrated CRM System
JAKARTA - Seiring dengan peningkatan jumlah pelanggan maka XL juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan mobilitas pelanggan. Untuk itu XL menerapkan Integrated CRM System sebagai salah satu keunggulan perusahaan yang kompetitif.Pernyataan ini diungkapkan Head of Contact Management XL Ferry Fibriandani di Jakarta, Rabu (4/3/2009).Menurutnya, XL Contact Management memberikan layanan bagi sekitar 26 juta pelanggan melalui XL Contact Center (untuk layanan telepon dan surat menyurat elektronik serta faksimili) dan XL Center (untuk layanan walk-in atau kunjungan langsung). Fokus dari XL Contact Management adalah memberikan informasi dan solusi atas keluhan pelanggan, guna mencapai kepuasan pelanggan.
Integrated CRM System diterapkan XL melalui tiga elemen utama yaitu Infrastruktur, Proses dan SDM (Sumber Daya Manusia). Infrastruktur sebagai value enabler yang mampu mendukung seluruh media contact dalam melayani pelanggan selain tentunya juga secure, mudah diiplemplementasikan dan user friendly. Sementara elemen Proses sebagai value enhancer dijalankan melalui prosedur-prosedur yang simple, customer friendly, mudah diimplementasikan dan harus melindungi privasi pelanggan. Sedangkan SDM sebagai value creator telah terlatih dengan baik untuk selalu fokus dan berorientasi kepada pelanggan.
XL Contact Management didukung oleh perangkat lunak canggih Customer Relationship Manager yang memastikan konsistensi setiap informasi yang disampaikan kepada pelanggan melalui seluruh jalur komunikasi (baik melalui telepon, web, email, surat pos atau fax), yang bertujuan agar kebutuhan pelanggan dapat diselesaikan dan dipenuhi pada kontak pertama mereka.
Selain itu juga IVR (Interactive Voice Response) untuk XL Contact Center yang membantu menyediakan informasi seputar program yang sedang berlangsung atau produk yang dimiliki XL. XL juga menyediakan layanan Video Contact Center berbasis 3G yang memungkinkan pelanggan bertatap muka dengan petugas Layanan Pelanggan. Layanan ini merupakan layanan Video Contact Center Pertama di Indonesia.
"Di sisi sumber daya manusia, XL Contact Center 817 diperkuat oleh tim yang multiskill untuk memberikan solusi komunikasi yang beragam. Bahkan, untuk keluhan yang spesifik, misalnya menyangkut data komunikasi dan gadget, kami didukung dengan tim khusus yang akan membantu memecahkan masalah menyangkut gadget ini," tambah� Ferry.
Dengan menyediakan petugas atau tim khusus seperti ini, XL berharap bisa lebih cepat dan tuntas dalam membantu memecahkan persoalan yang dialami pelanggan. Perkembangan teknologi dan kompleksitas persoalan yang menyertainya kerapkali justru menjadi persoalan bagi konsumen pemakainya. Keberadaan tim khusus menjadi semakin penting bagi pelanggan yang mendapatkan persoalan atau membutuhkan bantuan untuk dapat secara maksimal memanfaatkan layanan-layanan khusus XL, semisal XL BlackBerry yang memang memiliki spesifikasi tertentu di banding layanan untuk ponsel biasa.
Lebih lanjut mengenai petugas XL Contact Center 817 yang multi skills, Ferry menjelaskan bahwa salah satu solusi komunikasi yang diberikan XL adalah solusi telekomunikasi korporat berbasis GSM dan Non GSM yang diberikan oleh XL Business Solutions. Solusi ini sangat beragam mulai dari sirkit sewa (leased line), broadband, IP (Internet Protocol), internet HSDPA, BlackBerry, hingga penyediaan PABX berbasis GSM dan telepon untuk pelanggan korporat.
"Mengingat solusi yang dibutuhkan pelanggan korporat sangat unique dan customized, tentunya dibutuhkan skill dan pengetahuan yang luas untuk dapat menangani customer insight, feedback maupun permintaan informasi dari pelanggan. Beberapa dari petugas XL Contact Center adalah mereka yang telah memiliki sertifikasi teknis atas suatu platform dan perangkat dari berbagai merek tertentu," lanjut Ferry.
Saat ini, XL Contact Management didukung oleh 356 XL Center yang tersebar di seluruh Indonesia dan XL Contact Center yang melayani pelanggan XL selama 24 jam dan 7 hari seminggu. Sebagai upaya meningkatkan kepuasan pelanggan, XL Contact Center telah menambah titik layanan di beberapa lokasi, sehingga memiliki kemampuan load balancing dan disaster recovery system.
Kamis, 26 Februari 2009
Januari '09, Telkomsel Tambah 1,9 Juta Pelanggan Baru
JAKARTA - Telkomsel mengklaim mendapatkan penambahan sekira 1,9 juta pelanggan baru selama bulan Januari 2009. Artinya, hingga Januari, total pelanggan Telkomsel sekira 67,2 juta.
Dari jumlah tersebut, kartu prabayar simPATI memberikan kontrubusi tertinggi yakni 45 juta pelanggan disusul Kartu As 20,3 juta dan kartuHALO paskabayar 1,9 juta pelanggan. Di akhir tahun 2008 pelanggan Telkomsel mencapai 65,3 juta dengan pertumbuhan pelanggan 17,4 juta atau meningkat 42 persen dibanding pertumbuhan pelanggan tahun 2007 yang hanya 12,3 juta.
"Tingginya kepercayaan masyarakat yang mempercayakan urusan komunikasi selularnya kepada Telkomsel merupakan kebanggaan yang tak ternilai. Namun hal ini tidak lantas membuat kami berpuas diri karena tanggung jawabnya makin besar untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan," ujar Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, di Gedung Telkomsel, jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (25/2/2009).
Menurut Sarwoto, seiring dengan tingginya pertumbuhan pelanggan dan penurunan tarif di tahun 2008, trafik komunikasi pelanggan atau sering disebut Minute of Usage (MoU) Telkomsel meningkat 257 persen menjadi 90,2 miliar menit dari sebelumnya 25,2 miliar menit di tahun 2007.
"Dengan kondisi dimana seluruh operator telah memberlakukan tarif yang sangat murah dan relatif sama, tentunya menjadikan kompetisi di tahun 2009 akan mengedepankan kualitas layanan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas network serta pelayanan pelanggan (customer service)," papar Sarwoto.
Untuk terus meningkatkan mutu layanan di tahun 2009, Telkomsel menginvestasikan USD1,5 miliar untuk memperluas coverage, peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan, serta new business (mobile wallet, mobile broadband and content).
Dari sisi jaringan, sepanjang tahun 2008 Telkomsel telah membangun sekitar 6.000 BTS (Base Transceiver Station) sehingga kini berjumlah sekitar 27.000 BTS yang menjangkau lebih dari 95 persen wilayah populasi Indonesia. Dengan program USO yang dipercayakan pemerintah, maka layanan Telkomsel bisa menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia, dimana pada program USO ini akan menjangkau 24.051 desa.
Angka penetrasi selular di Indonesia masih sekitar 60 persen dari 240 juta penduduk. Dari perkiraan pertumbuhan pelanggan baru di tahun 2009 sekitar 20-30 juta, Telkomsel menargetkan bisa melayani 50 persen dari jumlah tersebut, atau sekitar 10-15 juta pelanggan baru. Tahun 2009 pertumbuhan pelanggan diperkirakan masih akan didominasi pelanggan di luar Jawa untuk kategori new customer dimana pemenuhan high growth dengan pembangunan BTS baru dan program USO.
"Di Jawa masih akan tumbuh, tetapi tidak sebesar di luar pulau Jawa dimana kebutuhan layanan selular di Jawa cenderung ke arah fitur dan layanan," papar Sarwoto. (srn)
Langganan:
Postingan (Atom)